PERINTAH MENUNAIKAN AMANAT
1.
Definisi
·
Menurut
bahasa: Dari kata-kata aman yaitu kebalikan dari ta
kut. Sedangkan amanah adalah kebalikan dari
khiyanat.
·
Menurut Istilah: Prilaku yang tetap dalam jiwa,
dengannya seseorang menjaga diri dari apa-apa yang bukan haknya walaupun terdapat
kesempatan untuk melakukannya, tanpa merugikan dirinya dihadapan orang lain.
Dan menuanaikan kewajibannya kepada orang lain, walaupun terdapat kesempatan
untuk tidak menunaikannya tanpa merugikan dirinya dihadapan orang lain.
2. Dalil Alquran tentang Amanah
Allah berfirman,
* ¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù't br& (#rxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $KÏèÏR /ä3ÝàÏèt ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿx #ZÅÁt/ ÇÎÑÈ
(maaf kalau tulisan arabnya ada yang acak acak kan gitu, berarti komputer/laptop/hp/kamu tidak suport bahasa arab)
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha Melihat." (An-Nisa': 58).
Allah berfirman,
$¯RÎ) $oYôÊttã sptR$tBF{$# n?tã ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ÉA$t6Éfø9$#ur ú÷üt/r'sù br& $pks]ù=ÏJøts z`ø)xÿô©r&ur $pk÷]ÏB $ygn=uHxqur ß`»|¡RM}$# (
¼çm¯RÎ) tb%x. $YBqè=sß Zwqßgy_ ÇÐËÈ
(maaf kalau tulisan arabnya ada yang acak acak kan gitu, berarti komputer/laptop/hp/kamu tidak suport bahasa arab)
"Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh," (Al-Ahzab:
72).
3. Dalil – Dalil dari Hadits tentang
Amanah
Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَثَ كَذِبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
"Tanda-tanda orang
munafik ada tiga; jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan
jika diberi amanat ia berkhianat." (Muttafaq Alaihi).
Di riwayat lain ditambahkan,
وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ
'Walaupun ia berpuasa dan
shalat serta mengklaim dirinya muslim."
Huzaifah Al-Yamani ra berkata, Rasulullah saw menyampaikan dua hadits
kepada kami, aku
mengetahui salah satunya dan masih menunggu yang lain. Rasulullah saw bersabda: bahwa amanah itu turun di akar hati manusia kemudian Al-Qur'an turun lalu mereka
mengetahui Al-Qur'an dan mengetahui Sunnah lalu seseorang
itu tidur (melalaikannya
?) maka
amanah dicabut dari hatinya, kemudian ia tidur
lagi dan amanah dicabut lagi dari hatinya dan
yang tinggal hanya bekasnya, seperti bara yang
jatuh ke kaki seseorang lalu
ia mengangkat kakinya padahal tidak ada apa-apa
di kakinya, kemudian orang itu mengambil kerikil dan orang-orang
mengikutinya. Saat itu tidak ada seorang pun
yang menunaikan amanah sampai ada yang
mangatakan:
-
"Di
Bani Fulan itu ada seorang yang amanah"
-
"Alangkah
tabahnya dia! Alangkah pandainya dia! Alangkah cerdasnya dia! padahal di dalam hatinya tidak ada iman sebiji zarrah
pun.
Telah datang suatu masa di mana aku tidak peduli siapa di antara kalian
yang aku baiat. Jika dia seorang muslim aku berharap agar dia kembali kepada
agamanya dan jika dia seorang nasrani atau yahudi aku berharap agar dia kembali
kepada amal usahanya. Sedangkan hari ini aku tidak berbaiat kecuali kepada
Fulan dan Fulan." (Muttafaq Alaihi)
Huzaifah r.a. dan Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah bersabda,
"Allah mengumpulkan semua orang. Lalu orang-orang beriman berdiri hingga
surga didekatkan. Mereka lalu datang kepada Adam dan
berkata, "Wahai bapak kami, bukalah surga itu untuk
kami" Adam a.s. menjawab; "Bukankah yang mengeluarkan kalian dari surga
adalah kesalahan bapakmu ini, Aku tidak berhak untuk itu, pergi saja kalian ke anakku Ibrahim kekasih
Allah". Lalu Ibrahim pun berkata; "Aku
tidak berhak untuk membukanya. Aku disebut sebagai kekasihnya, tidak seperti
itu… tidak seperti itu, pergilah kalian ke Musa a.s. yang pernah diajak bicara langsung oleh Allah.
Mereka pun datang kepada Musa, dan Musa a.s.
berkata; "Aku tidak berhak untuk itu,
pergilah kalian ke Isa a.s. Ia adalah kalimat
dan ruh Allah", Isa pun berkata; "Aku
tidak berhak untuk itu". Kemudian mereka
datang kepada Muhammad s.a.w. dan beliau
kemudian berdiri dan diizinkan (oleh Allah SWT) untuk
berdiri. ”Amanah”
dan ”rahim” diutus (untuk berangkat) lalu
keduanya berdiri di samping kanan kiri sirath. Orang pertama di antara kalian lewat seperti
kilat. Demi Allah, apa yang berjalan seperti kilat? Beliau bersabda,
"Tidakkah kalian lihat, bagimana ia pergi dan datang dalam sekejap
saja." Setelah itu ada yang lewat seperti angin, lalu ada yang seperti
burung. Amal perbuatan berjalan bersama orang-orang itu dan nabi mereka berdiri
di sirath sambil berdoa, "Robbi, selamatkan,
selamatkan, sampai amal hamba menjadi lemah.
Hingga ada seseorang yang datang tidak bisa berjalan kecuali dengan merangkak.
Di samping kanan dan kiri shirath itu terdapat pengait-pengait yang
digantungkan dan diperintahkan untuk mengambil siapa yang perlu diambil. Ada
yang tertangkap namun ia selamat dan ada yang terkait lalu dilemparkan ke
neraka. Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tangannya, kedalaman neraka
Jahannam itu sedalam tujuh puluh musim." (HR. Muslim)
Abu Khubaib dan Abdullah bin Zubair berkata; "Ketika perang Jamal Zubair memanggilku dan aku
berdiri di sampingnya. Ia berkata, 'Anakku, pada hari ini tidak ada yang
berperang selain orang zalim atau yang dizalimi. Dan aku melihat diriku pada
hari ini akan terbunuh secara zalim. Dan yang paling menggelisahkan aku adalah
hutangku. Lalu ia berkata apakah kita masih
menyisakan sedikit harta?". Ia berkata lagi;
"Anakku, juallah harta kita dan bayarlah hutangku." Ia juga berwasiat
agar hartanya nanti dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk wasiat. Yang
sepertiganya lagi untuk anak-anaknya, yakni anak-anak Abdullah bin
Zubair". Ia lanjutkan; "sisa dari harta kita untuk anak-anakmu."
Hisyam berkata, "Sementara anak Abdullah menyamai sebagian anak Zubair, Khubaib dan Ubad. Yang kala itu ia mempunyai
sembilan orang anak laki-laki dan sembilan perempuan. Abdullah bercerita; "Ia memberi wasiat kepadaku untuk melunasi
hutangnya seraya berkata; "Anakku, jika
kamu tidak mampu melakukan sesuatu, maka minta
tolonglah kepada Pemimpinku." Dia berkata;
"Demi Allah, aku tidak mengerti apa yang diinginkannya sampai aku bertanya
kepadanya; "Ayahnda, siapakah Pemimpinmu
itu ?" Dia menjawab; "Allah. Demi
Allah, tidak pernah ia mempunyai hutang kemudian ia berdoa, 'Wahai Pemimpin
Zubair, lunasilah hutangnya”. Lalu Allah melunasi hutangnya. Ia berkata; "Kemudian Zubair terbunuh dan tidak
meninggalkan satu dinar maupun satu dirhampun,
selain beberapa bidang tanah yang di antaranya berupa hutan. Juga 11 rumah di
Madinah, 2 rumah di Bashrah, 1 rumah di Kufah, dan 1 rumah di Mesir. Hutang
yang menjadi tanggungannya itu karena ada seseorang datang kepadanya menitipkan
uang. Zubair berkata, "Tidak, ia menjadi hutangku, khawatir hilang."
Setelah itu ia tidak pernah menjadi gubernur, penarik zakat, atau petugas
pajak. Ia selalu berada dalam perang bersama Rasulullah, Abu Bakar, Umar, dan
Utsman ra. Abdullah menceritakan, "Aku menghitung hutangnya, ternyata
berjumlah 2.200.000." Hakim bin Hizam menjumpai Abdullah bin Zubair dan
berkata, "Nak, saudaraku punya hutang berapa?" Aku merahasiakannya
dan berkata, "Seratus ribu." Hakim berkata, "Aku pikir, harta
kalian tidak cukup untuk melunasinya." Abdullah berkata, "Bagaimana
menurutmu, kalau hutangnya itu 2.200.000 ?" ia berkata, "Menurutku
kalian tidak mampu melunasnya. Kalau benar kalian tidak mampu mintalah bantuan
kepadaku." Ia menceritakan, Zubair pernah membeli hutan seharga 150.000
dan Abdullah menjualnya dengan harga 1.900.000. Ia berdiri sambil berkata,
"Barangsiapa mempunyai piutang terhadap Zubair, hendaknya mengambil haknya
dari hutan ini." Kemudian Abdullah bin Ja'far datang dan mempunyai piutang
terhadap Zubair 400.000. Abdullah bin Zubair berkata, "Kalau mau aku
serahkan hutan itu untukmu." Abdullah bin Ja'far berkata, "Tidak.
Bagi saja untukku satu bidang." Abdullah bin Zubair berkata; "Untukmu mulai dari sini sampai sini."
Abdullah pun menjualnya untuk membayar hutangnya dan tersisa empat setengah
bagian. Ia datang ke Muawiyah yang di sana ada Amr bin Utsman, Al-Mundzir bin
Zubair, dan Ibnu Zam'ah. Muawiyah berkata kepadanya, "Berapa kamu hargai
hutan itu." Abdullah menjawab, "Setiap bagian seharga seratus
ribu." Ia bertanya, "Berapa lagi yang masih tersisa?" Ia
menjawab, "Empat setengah bagian." Al-Mundzir bin Zubair berkata,
"Aku mengambil satu bagian senilai seratus ribu." Muawiyah bertanya,
"Berapa yang masih tersisa?" Ia menjawab, "Satu setengah."
Ia menjawab, "Aku mengambilnya seharga seratus lima puluh ribu."
Kemudian Abdullah menjual bagiannya kepada Muawiyah seharga tujuh ratus ribu.
Setelah Abdullah bin Zubair melunasi hutangnya, anak-anak Zubair berkata,
"Berikan hak waris kami sampai kami mengumumkannya di musim (haji) selama
empat tahun, "Ketahuilah, siapa di antara kalian yang mempunyai piutang
kepada Zubair hendaknya datang kepada kami akan kami lunasi. Maka setiap tahun
pun ia mengumumkannya hingga empat tahun. Setelah lewat empat tahun ia
membagi-bagi warisan itu dan menyisakan sepertiganya. Zubair mempunyai empat orang istri maka
masing-masing mereka mendapatkan 1.100.000. Semua hartanya berjumlah
50.100.000. (Bukhari).
2. Keutamaan
amanah
Amanah jalan menuju kesukse-san. Allah berfirman:
"Sesung-guhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, .... Dan orang-orang
yang memelihara
a.
amanat-amanat dan janjinya. (QS. 23:8)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:"Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. 4:58)
b.
Merupakan sifat para Rasul, Para Nabi,
Orang-orang Mu'min dan para malaikat. Nabi Nuh berkata: "Sesungguhnya
aku adalah seorang rasul kepercaya-an (yang diutus) kepadamu,(QS. 26:107) Nabi
Hud Berkata: "Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu tidak bertak-wa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. 26: 124-125) Lihat Nabi Sholeh
Berkata: (QS. 26:143). Lihat Nabi Luth Berkata: (QS. 26:162). Lihat Nabi Syuaib
Berkata: (QS. 26:178). Rasulullah bersabda: Tidak ada iman bagi orang yang
tidak Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memmegang janji./ HR. Ahmad
c.
Tanda
Iman. Rasulullah
bersabda:
" قَالَ الرَّسُوْلُ: لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ
وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ/ أحمد
Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan
tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji./ HR. Ahmad.
Dalam hadis yang
lain bersabda:
وقال أيضا : " أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ
فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خِصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ
فِيْهِ خِصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعُهَا: إِذَا ائْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا
حَدَثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ"/ بخاري مسلم
Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat
hal tersebut, dia munafik murni, dan barang siapa yang ada sebagian dari sifat
itu, dia memiliki sebagian sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu: Jika
dipercaya khiyanat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan jika bermusuhan (berseteru) dia jahat"./ Bukhori
Muslim
d.
Amanah
itu menandingi dunia dan isinya.
" أَرْبَعٌ إِذَا
كُنَّ فِيْكَ فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا:حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ
حَدِيْثٍ،
وَحُسْنُ خُلُقٍ، وَعِفَّةُ طُعْمَةٍ/ أحمد
Empat hal jika dia ada dalam dirimu, engkau tidak
merugi walupun kehilangan dunia. Menja-ga amanah, berkata dengan jujur,
berakhlak yang mulya dan menjaga makanan (dari yang haram) HR. Ahmad
Kompeten untuk menerima tang-gungjawab. Allah berfirman: " Salah
seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai ayahku ambillah ia sebagai
orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang
engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya". (QS. 28:26)
3.
Ruang Lingkup Amanah
a. Amanah fitrah. Adalah amanah besar yang
diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah berfirman: " Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", ". (QS. 7:172)
b.
Amanah Dakwah. Allah
berfirman: " Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai
bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang
yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS. 3:110) Dalam ayat yang lain Allh
Berfirman: " Telah dila`nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan
lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka
dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang
tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu
mereka perbuat itu. (QS. 3:78-79)
c.
Amanah anggota badan manusia.
Anggota badan
merupakan amanah Allah pada manusia, karenanya manusia harus meng-gunakannya
untuk taat pada-Nya, mencari Ridlo-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Contohnya
adalah amanah "mata", Allah berfirman: " Katakanlah kepada orang
laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada
wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-nya, kecuali
yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, ". (QS. 24:30-31) Dalam ayat yang lain Allah berfirman: Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan? (QS.88:17-20)
d.
Amanah dalam menunaikan hak.
Hak itu ada dua macam:
1.
Hak Allah. Baik hak keyakinan,
ucapan atau perbuatan. Dia adalah hak yang paling besar yang merupakan
prioritas utama untuk ditunaikan, hak yang paling utama adalah hak tauhid,
kemudaian rukun-rukun islam yang lain dan seluruh ni'mat-ni'mat Allah. Allah
berfirman: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS.33:72) Sahabat Ibnu
Abbas, Imam Mujahid dan Ad-Dlohhak berkata: Amanah Allah adalah seluruh
kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah.
2.
Hak mahluk. Diantaranya adalah hak harta, seperti hutang, sewaan dan
barang titipan. Hak mahluk yang lain adalah hak selain harta, seperti menjaga
kehormatan, memberi nasihat dll.
3. Amanah
majlis.
Rasulullah ber-sabda:
: قال الرسول: " اَلْمَجْلِسُ بِالأَمَانَةِ
إِلاَّ ثَلاَثَةٌ: مَجْلِسُ سَفْكِ دَمٍ حَرَامٍ، أَوْ فَرْجٍ حَرَامٍ، أَوْ اِقْتِطَاعِ
مَالٍ بِغَيْرِ حَقٍّ"/ أبو داود وأحمد
Semua majlis itu merupakan amanah kecuali
3 hal. Yaitu majlis penumpahan darah, majlis hubungan badan yang
diharamkan dan majlis pelanggaran terhadap harta orang lain./ HR. Abu Dawud dan
Ahmad.
4.
Amanah keluarga.
Diantaranya adalah menunaikan kewajiban keluarga. Rasulullah bersabda:
" كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعْيَتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ
وَالْمَرْأَةُ رَ
َاعِيَةٌ
عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعِ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ
رَعْيَتِهِ/ البخاري
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap
kalian akan dimintai pertanggung jawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang
lelaki menjadi pemimpin dalam keluarganya, seorang wanita menjadi pemimpin
dirumah suami dan anak-anaknya. Setiap
kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya./ HR. Bukhori
5.
Amanah kerja professional.
Rasulullah bersabda:
: قال الرسول: "لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌعِنْدَ إِسْتِهِ، يَرْفَعُ
لَهُ بِقَدْرِ غُدْرَتِهِ، أَلاَ وَلاَ غَادِرَ أَعْظَمُ مِنْ أَمِيْرٍ عَامَهُ"/
البخاري
Setiap pengkhianat akan mendapatkan
bendera di belakang (bokong). Panjang dan pendek bendera tersebut sesuai dengan
kadar penghianatannya. Ketahuilah bahwa penghiyanatan yang paling besar adalah
penghianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya./ HR. Bukhori
6. Amanat
kepemimpinan.
Kepemim-pinan itu adalah amanat, Abu Dzar berkata:
قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَلاَ
تَسْتَعْمِلْنِيْ؟ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبَيَّ ثُمَّ قَالَ : يَا أَباَ ذَرٍّ
إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وإَنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَومَ الْقِيَامَةِ حِزْيٌ وَنَداَمَةٌ
إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا"/ مسلم
Wahai Rasulullah jadikan-lah saya sebagai
pemimpin, maka Rasulullah menepuk pundaknya sambil berkata: Wahai Abu Dzar,
sesungguhnya engkau orang yang lemah dan kepemimpinan itu adalah amanah, dia
dihari kiamat nanti merupakan penyesalan dan kesedihan, kecuali yang
mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban didalamnya./ HR.
Muslim.
Memberikan kepemimpi-nan kepada ahlinya juga merupakan amanah. Seorang
sahabat bertanya: Kapan kiamat? Rasulullah bersabda:
وَإِعْطَاءُ الْحُكْمِ إِلَى أَهْلِهِ أَمَانَةٌ
: قَالَ الأَعْرَبِيْ: مَتَى السَّاعَةُ ؟ قَالَ إِذَا ضُيِّعَ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ
السَّاعَةُ، قاَلَ كَيْفَ إِضَاعَتِهَا ؟ فَقاَلَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ
أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةُ"/ البخاري
Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat. Sahabat
bertanya: Disia-siakan yang bagaimana?, Rasulullah bersabda: Jika urusan telah
diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat /HR. Bukhori.
Dalam sebuah hadis yang lain Rasulullah
bersabda:
وقال" مَنْ اِسْتَعْمَلَ رَجُلاً عَلَى
عِصَابَةٍ وَفِيْهِمْ مَنْ هُوَ أَرْضَى للهِ مِنْهُ فَقَدْ خَانَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
وَالْمُؤْمِنُوْنَ"/ الحاكم
Barangsiapa mengangkat pemimpin karena
fanatisme golongan, padahal disana ada orang yang lebih diridloi oleh Allah,
maka dia telah berhianat kepada Allah, Rasulnya dan orang-orang mu'min. /HR.
Hakim.
4.
Peringatan bagi orang yang berkhianat
a. Khianat
merupakan sifat dari orang munafik.
Rasulullah bersabda:
قال الرسول: " آية المنافق ثلاثة :
إِذَا حَدَثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَحْلَفَ، وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ/ متفق
عليه
Tanda-tanda orang munafik ada 3. Jika
berbicara berbohong, jika berjanji ingkar dan jika dipercaya berhianat. / HR.
Bukhori Muslim
a. Dipermalukan di hari kiamat.
" فَكُلَّ غَادَرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
يُقَالُ: هَذِهِ غُدْرَةُ فُلاَنٍ"/ متفق عليه
Setiap penghianatan akan mendapat bendera
di hari kiamat, disebutkan ini penghianatan si fulan dan ini penghianatan
sifulan./ HR. Bukhori Muslim.
c.. Tidak disukai oleh Allah.
Allah berfirman: Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (QS. 8:58) Dalam ayat yang
lain Allah berfirman: Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang
yang mengkhianati dirinya. Sesungguh-nya Allah tidak menyukai orang-orang yang
selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, (QS. 4:107) Dalam ayat yang lain Allah
berfirman: Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi
mengingkari ni`mat. (QS. Al-Hajj: 38)
d. Hianat merupakan sifat orang yahudi
Allah Berfirman:
(Tetapi) karena mereka
melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras
membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan
mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan
dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari
mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka
maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik. (QS. 5:13)
e. Hianat adalah jalan menuju neraka.
Allah berfirman:
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir.
Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara
hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka
kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah;
dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang
yang masuk (neraka)". (QS. 66:10)
Maksudnya: Sifat Amanah dan Rakhim di Akhirat
nanti akan menjadi pengawal seseorang saat menyebrangi Siroth; Jika seseorang
menjaga Amanah di Dunia dan melakukan Silaturakhim maka keduanya akan
menyeberangkannya dengan Selamat sampai Surga. Sebaliknya jika seseorang tidak
menjaga Amanah di Dunia dan tidak melakukan Silaturakhim maka keduanya tidak
akan mampu mengawalnya menuj Surga.
No comments :
Post a Comment